Valentine taon 2012 ini aku tidak bisa bersama kekasihku. Itu aku sudah pasrah. Dia di Jakarta bekerja, aku di Semarang bekerja juga. Valentine-nya hari Selasa. Misal aku cuti dan ke Jakarta juga pasti dia sibuk bekerja. Lalu kami sepakat untuk tidak bertemu pun tidak apa-apa, toh udah dewasa, udah gak jaman merayakan Valentine.
Tapi itu cuma di bibir saja. Mana mungkin kubiarkan calon ibu dari anak-anakku melewatkan Valentine dengan sia-sia.
Nah, rencananya aku mau ngasih roti coklat bikinan Harvest. Apa itu Harvest? Itu adalah semacam toko roti gitu, googling deh kalo gak percaya. Gerainya kayaknya cuma ada di Jakarta, gak tau kalo uda buka cabang di Madura juga.
Aku pun minta tolong kepada sepupuku di Jakarta untuk mesenin coklat itu di Harvest. Nama sang sepupu itu adalah Anggi. Anggi ini boleh dibilang gadis yang lumayan cakep juga untuk ukuran seorang sepupu. Coba gak sodaraan mungkin aku bisa naksir.
Hari itu adalah sehari sebelum Valentine.
“Nggi tolong beliin roti coklat dong di Harvest,” begitu instruksiku via BBM.
“Rotii?? CAKE tau!”
“Iya itu lah, nitip beliin ya buat kekasih, pake delivery service-nya sekalian, nanti tak gantiin”
“Siap bos,” begitu jawab Anggi. Sipp, memang jadi orang itu harus selalu siap bos gitu.
Kemudian sesampainya Anggi di Harvest di daerah Kelapa Gading, difotoinnya menu roti yang ada, kemudian dikirim via BBM dan aku pilih-pilih kasih. Lalu aku pilih Tiramisu. Kenapa pilih itu? Karena ada “MissU” di “Tiramisu”, cieeeee…. Oke cukup.
“Oya mau ditulisin apa di cake nya?” si Anggi tanya.
Wah, ternyata bisa gitu juga. “Hmm, puisi 2 bait bisa, Nggi?”
“Ora cukup kue ne!!” itu bahasa Ibrani yang artinya “Gak cukup rotinya!!”. Anggi ini kebetulan orang Yahudi.
“Ya udah sih, pesenin rotinya yang ukuran HVS kuarto gitu”
“Serius buruan! Udah pada ngantri nih di belakang!”
“Hmm, kalo kamu sebagai cewek sukanya ditulisi apa?”
“Be my Valentine? Would you be mine? I’m yours?”
“Alay!”
“Lha opo??”
“Hmm, Selamat hari Valentine, Semoga Sukses.”
“Sing genahhh!!” (itu artinya “Yang bener!!”)
“Eh, eh, ‘Hormat kami’ aja Nggi, biar unyu”
“Serius ah!”
“Serius ini”
“Hormat Kami gitu?”
“Iya, Hormat Kami, Yuwono Gusman, gitu”
“Beneran nih?? Terserah ah!”
“Iya beneran”
“…… Oke”
“Eh Nggi..”
“Ya?”
“Jangan lupa dikasih tanda hati-hatian gitu di sebelahnya Yuwono Gusman”
“…….”
Aku nggak tahu bagaimana perasaan Anggi pas ngomongin request semacam ini ke si mbak tukang rotinya Harvest. Atau aku juga nggak tahu gimana tampang si mbak pas denger requestnya Anggi. Lalu juga bagaimana perasaan orang-orang yang kelamaan pada ngantri di belakang Anggi karena ia memang terlalu lama di sana. Aku pun nggak tahu ekspresi si mas tukang rotinya Harvest pas bikin itu roti berikut tulisannya.
Yang aku tahu, 14 Februari 2012 kemarin sang kekasih tersenyum bahagia setelah seharian penat bekerja.
“Makasih ya say kuenya :)”
“Iya, makasih juga ya cintanya :)”
Ahelahh, dasar anak muda.
PS: Makasih juga ya dear spup 😀
Hormat kami? emange jaman kuliah Elka2, dosen e nek bilang kami kami (padahal wong e siji) hahhaha
oh iya, bisa jadi bahan postingan.. haha..
Si mas r*d*t*a d*k* mesti waspada sama kang gusman =.=”
hahahahahahaha
thanks postingannya suhu… nti taon depan aku kirim buat calon ibu dari anak2ku ❤
wakkaakkaka
hahaha… terimakasih ya unyu…
salam buat calon ibu dari anak2mu kalo sudah ada
semoga calon ibu dari anak anakku adalah adik perempuan dari kekasihmu yang kau cintai….. =.=”
“spup” hahahaha
中国黑
ciamik Man kue nya
yoihh so pasti Man
Ping balik: 14 Februari 2013 | Oh Mas Gusman!