Kisah Renungan: Hiu-hiu Kecil

~ originally posted on facebook, 5th January 2012 ~

Malam ini, mengingat peranku sebagai seorang bisnismen muda dalam masyarakat Indonesia, aku menjadi merasa wajib untuk membagi-bagikan kisah-kisah motivasi untuk merangsang dan menggelinjangkan jiwa-jiwa kalian yang sendu. Karena itulah kukisahkan kembali tentang ‘Hiu-hiu Kecil’ ini.

Nah, bagi kamu-kamu kaum yang telah banyak melahap buku motivasi dan kisah-kisah inspiratif, yang hanya dengan membaca judul posting ini sudah bisa berkata dalam hatii, “Ah, aku sudah tau ini cerita tentang apa” atau “Cih, aku juga pernah mem-broadcast message kisah ini”, silahkan skip bagian berikut yang dicetak miring ini, karena toh aku juga googling dan copy paste kisah ini dari situs orang.

Tapi mendingan lanjutkan sajalah membaca semuanya, daripada hasil copy-paste-ku juga sia-sia.

Berikut kisahnya yang dicopy-paste dari http://www.pondokbaca.com,

Untuk masakan Jepang, kita tahu bahwa ikan salmon akan lebih enak untuk dinikmati jika ikan tersebut masih dalam keadaan hidup saat hendak diolah utk disajikan. Jauh lebih nikmat dibandingkan dengan ikan salmon yang sudah diawetkan dengan es.

Itu sebabnya para nelayan selalu memasukkan salmon tangkapannya ke suatu kolam buatan agar dalam perjalanan menuju daratan salmon-salmon tersebut tetap hidup. Meski demikian pada kenyataannya banyak salmon yang mati dikolam buatan tersebut.

Bagaimana caranya mereka menyiasatinya?

Para nelayan itu kemudian memasukkan seekor hiu kecil di kolam tersebut. Ajaib!! Hiu kecil tersebut “memaksa” salmon-salmon itu terus bergerak karena jangan sampai dimangsa. Akibatnya jumlah salmon yang mati justru menjadi sangat sedikit!

Sekian

Nah, niscaya pada setiap akhir kisah ini di postingan blog maupun situs manapun, akan segera diumumkan hikmahnya,

bahwa “diam” yang berarti tanpa ada masalah hidup dan terus berada di zona nyaman akan membuat kita “mati” seperti salmon-salmon yang diangkut di kolam itu,

bahwa hiu-hiu kecil itu, yang sebenarnya adalah masalah hidup atau tekanan hidup kita, justru membuat kita terus aktif bergerak dan “hidup”.

Hidup!

Hidup…

… sesaat, untuk kemudian dibawa ke daratan oleh nelayan dan dimasak oleh orang Jepang.

Nah, aku pribadi, dalam peranku sebagai bisnismen muda dalam masyarakat Indonesia, lebih pilih menjadi “nelayan”, yang akan memberikan masalah dan tekanan hidup kepada kalian yang hidup di kolam, agar kemudian kalian bisa tetap “hidup” dan dimanfaatkan.

Selamat melanjutkan hidup sebagai salmon yang lincah bergerak!

Salam!

2 pemikiran pada “Kisah Renungan: Hiu-hiu Kecil

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s