6:50 PM. Di kantor.
Dan hujan masih saja turun. Dari jam 3 tadi. Dari langit.
Gawat ini. Padahal sedang perlu pergi ke ATM segera untuk setor uang. Segera! Hari ini adalah deadline-nya!
Deadline apa?
Beberapa hari yang lalu aku ditelepon orang bank. Dia marah-marah, padahal aku tidak.
“Mas, mohon kerjasamanya!”
Katanya uang simpananku di bank mereka sudah terlalu banyak, membuat tempat penyimpanan uang di banknya jadi penuh sesak. Gara-gara uang-uangku. Memang hari itu aku habis gajian, makanya khilaf dan langsung nabung. Sempet beli tanah juga sih, beli emas kiloan, beli perusahaan, beli panti asuhan juga. Tapi sebagian besar emang ditabung sih.
“Udah gak muat mas! Kasihan nasabah yang lain uangnya mau ditaruh mana!” gitu kata si tukang bank.
Jadilah aku harus menarik sebagian uangku dari bank. Deadline-nya hari ini.
Rencana akan aku setorkan ke pemerintah, untuk kas negara, untuk bantu-bantu subsidi BBM. Biar warga Indonesia yang kaya, yang naek mobil bagus-bagus, tetap bisa beli bensin premium bersubsidi. Jadi bukan cuma orang miskin aja yang disubsidi. Enak aja.
Ya udah, nanti kalo hujannya udah reda. Sabar ya.
Ya.
Dan kamu tahu? Memang susah jadi orang kaya itu.
Tapi tetap aku jalani.
Ya udah.
.
.
.
Pasti kamu abis baca pada bilang, “Opo ikii?!?!”
Sukurin.
Opo iki?! Tukang bank, tukang terminal, tukang supermarket, tukang apartemen, tukang restoran –“
tukang insinyur
asli lucu banget. Ini mesti dijadiin buku gua bacanya sampe ketawa sendirian kayak kemasukkan, kalau kemasukkan seperti itu, berarti gw sudah merasakannya.
thankyou bro 😀
iya mestinya emang dijadiin buku dan dimasukin ke kurikulum SD,
amin