Dear Facebook.

Itu sekitar era 2009-an.

Ketika kamu masih seru dan rame dengan update status orang-orang.

Dari yang status cuma sepatah-dua-patah kata (Biasanya cewek imut, isinya sekedar ‘good morning’ atau ‘aq bukan cewek sempurna’ atau ‘hmm..‘. Gitu doang. Tapi yang nge-like dan komen bisa puluhan bahkan ratusan. Kampret).

Sampe yang status se-alinea (Biasanya ngopy lirik lagu, atau puisi, atau curhat tentang gebetannya gak seperti dulu lagi, yang kemudian kadang di-like dan dikomen sendiri dengan komentar yang gak kalah panjangnya).

Lebay. Tapi itu semua ngangenin.

.

Ketika itu kamu juga masih heboh dengan upload-an foto dari orang-orang.

Dari yang foto narsis sendirian di depan cermin toilet (Jujur penasaran deh ama kamu-kamu yang pernah foto kayak gini: apa sih yang ada di pikiran kalian saat itu?? Hehehe) atau pose unyu dengan pipi ditembem-tembemin, bibir dimonyong-monyongin, mata disipit-sipitin, sambil peluk bantal-guling-sarung-sprei-bedcover (ternyata pedagang kasur, sekalian promosi).

Sampe yang foto berdua sama pacarnya mesra-mesraan, sender-senderan, peluk-pelukan, dihias-hias bunga-bunga digital ala kadarnya editan Paint, ditulisin ‘Luph U Forever Nix’ (yoihh, foreverrr, padahal bulan depannya putus, hehehe).

Norak. Tapi itu semua ngangenin.

.

Ketika itu kamu juga menjadi fasilitas handal untuk mencari tau si ini atau si itu uda punya pacar apa belom.

Kalo ada cewek cakep yang relationship statusnya Single (atau In Relationship tapi gak disebutin sama siapa), biasanya wall si cewek akan penuh dengan postingan ‘Thanx vo add. Lam kenal eaa’.

Eeaa, namanya juga usaha 😀

Oya, trus ada juga opsi status It’s Complicated.

Ya betul. Kamu lah yang telah mempopulerkan istilah It’s Complicated itu. Memang tepat sekali kamu sediakan opsi itu, karena di dunia ini emang banyak hubungan asmara yang It’s Complicated. Semrawut. Njerembut.

(‘njerembut’ ki uopoooo..)

Trus ketika itu masih jaman juga orang-orang itu, yang saudara-saudarinya banyak sekali, melebihi anjuran pak Harto. Misal ada cowok di info Family, adeknya tiga belas.

Pertama liat, aku curiga dia pasti keturunan hamster.

Setelah ditelaah lebih lanjut, adeknya tigabelas itu cewek semua. Relatif imut semua.

“Mulai sekarang kita kakak adik ya. Panggil aku koko ya nik,” begitu modusnya.

Koko ndhasmu.

Hahaha. Itu semua pun juga ngangenin.

.

Ketika itu juga, setiap kali abis update status ato upload foto ato apapun, akan kulirik sudut kiri atasmu sering-sering. Ada semacam perasaan girang yang aneh, ketika muncul angka (1) warna merah di tombol notifikasimu.

Oh, ada yang komen kah? Ada yang nge-like kah?

Yah, emang manusia itu pada dasarnya ingin diperhatikan.

Ah. Masa-masa itu :’)

.

Harus diakui kamu punya andil yang tidak sedikit dalam kenangan masa mudaku. Iya aku dulu juga alay, juga narsis, juga galau bersamamu. Pagi nyalain komputer mantengin kamu. Malem mau tidur ngecek kamu dulu. Melebihi berdoa kepada Tuhan. Akui saja.

Iya. Aku dulu segitunya padamu.

Namun sekarang?

Oh, dear Facebook.

Yang masih rajin update status cuma ‘Trust Me, I’m an Engineer” dan “I am Programmer, I have no life” dan semacamnya. Dan “Mario Teguh” tentu saja.

Foto juga masih banyak yang upload, tapi mayoritas gambarnya cewek Korea (apa Cina sih itu?) pake baju ini, legging itu, bawa tas anu, yang dengan akrabnya menyapa ‘Hai Sis :)’.

Notifikasi di sudut kiri atas masih suka rame, tapi isinya si ini ngajak maen bercocoktanam lah, si itu minta bantuan kirimin prajurit lah.

Kamunya sendiri sekarang begitu rumitnya, dengan cover foto di atas, dengan kolom timeline, fitur upload dan album foto yang makin ribet, dan info aktivitas terkini teman-temanku di sebelah kanan itu. Bahh.

Kamu yang sekarang itu it’s complicated cuy. Njerembut!

Tidak. Bukan. Bukan berarti semua itu salah.

Hanya saja, aku kangen kamu yang dulu. Gak tau ini cuma aku aja, atau yang lain juga merasa begitu.

.

Dan satu hal lagi buk fesbuk:

Sekarang aku lebih suka Twitter.

Wekk.