Naek Kereta Api Itu Tututut

>> Originally posted on 31 Dececember 2013. Lalu pada dini hari 1 Januari 2014 iseng-iseng diedit dikit disana-sini gara-gara pengangguran dan belum bisa tidur. Dikitt doang cuyy. Baca lagi gih ya…

Itu 24 Desember 2013, jam setengah 4 sore, aku dan kekasihku sedang berada di stasiun Gambir bagaikan penumpang kereta api. Dan iya, kami emang mau naek kereta api kok.

Hal itu disebabkan oleh adanya libur Natal dan Tahun Baru yang cukup panjang sampai tanggal 2 Januari 2014, sehingga kami pun jadi wajib pulang kampung ke Semarang untuk bersantai-santai dan bersenang-senang.

Kenapa gak naek pesawat? Ngirit ni yee?

Gak lah. Ini semata-mata karena aku pengen nyobain jenis-jenis transportasi yang lain. Kalo gak salah terakhir kali naek kereta itu uda lama banget juga, jaman pas masih SMP Domenico Savio dulu. Bosen juga naek pesawat mulu. Lagian tiket pesawatnya lagi mahal banget. Jadi kudu ngirit dan naek kereta deh.

Sebagai informasi, PT. KAI telah banyak sekali melakukan perbaikan internal di sana sini. Beli tiketnya aja sudah bisa online atau bisa juga di Alfamart-Indomaret. Aku sih beli online, soalnya bisa pilih kursi sendiri. Trus karena aku masih penganut fengshui garis keras, maka aku selalu pilih kursi nomer 8, supaya hoki.

Maka, itulah sebabnya kami berdua sepasang kekasih sedang menunggu kereta yang jam 16.45 di stasiun Gambir.

Untuk persediaan minum di jalanan nanti, si Gondrong lalu membeli minum di vending machine stasiun. Beli semacam teh dalam kemasan botol itu lho. Harganya tujuh ribu. Dia pun memasukkan uang kertas sepuluh ribu, pencet tombol produk yang diinginkan, dan keluarlah sebotol minuman yang dimaksud diiringi suara gedubrak yang meriah. Ehh, ternyata setelah dibaca lebih lanjut petunjuk di mesinnya, si mesin gak bisa keluarin uang kembalian. Makanya tadi harusnya pake uang pas atau kelipatannya. Si Gondrong pun berang karena terpaksa harus mengikhlaskan tiga ribu kembaliannya. Uda hampir digampar kali itu vending machine-nya. Tapi aku lerai mereka berdua. Buat apa berkelahi dengan robot. Malu-maluin manusia aja.

Lalu jam 16.30-an kereta pun sudah standby. Itu kereta namanya Argo Sindoro ya. Ada lagi yang lain Argo Anggrek, Argo Muria, dll. Begitulah nama kereta Indonesia. Agak kurang keren kan menurutmu? Kalo kereta di luar negeri kan namanya Thomas, Edward, Henry, Gordon, James, Percy, Toby, dan Emily. Lebih kebarat-baratan ya tho. Ya udah gak papa. Aku dan si Gondrong pun segera menuju kursi keberuntungan kami, nomer 8C dan 8D.

Akan tetapi…

KAI - kaca pecah

Busettt! Itu kenapa jendelanya retak gitu?! Pasti karena dilempar batu sama orang di jalan!

Memang aku sering mendengar legenda bahwa kadang-kadang ada suku pedalaman primitif di sepanjang rel yang suka iseng ngelemparin batu ke jendela kereta. Tapi gak nyangka juga kalo yang kena jendela yang akan kami tempati. Asem ik.

“Tuh, hoki apanya?” sindir si Gondrong.

Aku, selaku penganut fengshui garis keras, tentu saja tidak terima, “Ini untung yang dilempar jendela nomer 8, jadi cuma retak. Coba kalo jendela nomer 4, mungkin uda pecah berkeping-keping”.

Ya udah, karepmu. Pasti begitu kata si Gondrong dalam hati.

KAI - colokan

Oya, itu lihatlah, di kereta ada colokan listriknya juga loh. Entah aku yang baru tau atau emang inilah teknologi mutakhir persembahan terbaru dari PT KAI. Pokoknya fitur colokan ini asoy banget dah. Kebutuhan kelistrikan di kereta jadi terpenuhi dengan baik. Bisa buat nge-charge hape. Bisa buat nge-charge laptop (jadi di jalan biar gak bosen bisa nonton film ato dengerin lagu dari laptop). Bisa bawa magic jar buat masak nasi sama manasin lauk. Bisa juga bawa kulkas buat dagang minuman dingin atau buah segar di kereta. Penggunaannya tergantung kreativitas kalian semua.

Berhubung ini kereta eksekutif, maka jarak antar kursi satu dengan depan atau belakangnya juga cukup jauh. Ada kali dua meteran. Jadi kalo mau selonjoran bisa lega, terutama yang punya kaki panjang panjang seperti bule. Kayak mas-mas di kursi sebelah kananku itu.

KAI - selonjor

Jam 16.45, kereta pun siap diberangkatkan. Oh. Itu lihatlah, tampak adanya seorang gadis manis di pinggir jendela kereta yang retak. Ciye.

KAI - si gondrong

Itulah si Gondrong. Dia pasti sedang telepon pria lain. Iya pasti itu! Dia telepon papanya, ngabarin kalo udah berada di kereta. Maka aku pun teringat untuk ngabarin mami juga, bahwa aku sudah di kereta, demikian pula penumpang yang lain. Jadi sampai jumpa di Semarang eaa. Ngabarinnya lewat BBM aja biar RIM tetep laku.

Dan, oh, kalo kalian perhatikan dengan baik foto si Gondrong di atas, dia kan teleponnya di telinga kanan tapi pegang hapenya pake tangan kiri. Kenapa coba hal itu terjadi? Tentu saja karena tangan kanannya sedang kugandeng mesra. Muahahaahahahaha….

Seiring berjalannya kereta, terdengarlah suara di sound system gerbong. Suara cewek. Ya intinya dia bilang selamat datang di kereta, trus nyebutin juga beberapa peraturan yang harus ditaati, misal gak boleh merokok (sukurin). Trus juga diperkenalkan, nama-nama personel di kereta itu. “Pada masinis ada bapak Bambang, pada keamanan ada pak Bagio, pada customer service mbak Devi, pada gitar ada bang Ramli, pada seruling ada bung Joni…” dan seterusnya. Ini sih kereta apa Soneta.

Kemudian, karena ini kereta sampe malem adanya, maka kami dikasih selimut. Ada bantal juga. Tadinya mau minta sprei sama bedcover sekalian, tapi gak ada yang ready stock sis. Dan kalo kalian laper ternyata bisa pesen makan-minum sama pramugari dan pramugaranya. Ada nasi goreng, mie goreng. Harganya kurang tau, kayaknya 25ribu-an. Aku dan si Gondrong sih bawa bekal sendiri. Iya, kalo kalian lihat foto pertama dan kedua di atas kan ada kantong kresek Alfamart tuh. Ya itu isinya bekal kami. Memang kekasihku ini orangnya siap sedia kayak Pramuka.

Di tengah perjalanan, tampaklah masinis berkeliling untuk mengecek tiket kereta.

KAI - masinis

Lah masinisnya disini trus yang nyetir siapa?? Oh, salah. Itu kondektur ding. Huh, ngagetin aja. Katanya sih kalo sampe kita gak punya tiket atau tiketnya tidak sesuai, maka akan diturunkan di stasiun terdekat. Masih manusiawi lah ya.

Nah, yang agak sedikit menantang itu toiletnya cuy. Ini nih.

KAI - toilet

Bersih sih. Tapi ya itu. Keretanya kan gerak-gerak mulu. Bergetar-getar. Pipisku pun jadi susah untuk difokuskan, melipir kesana kemari duhai lincah sekali. Itu baru pipis lho. Gimana kalo buang air besar? Tentunya akan memberikan sensasi petualangan tersendiri bukan? Yeah, pasti itu.

Oya, kalian pada tau kan tren foto di cermin toilet hotel atau restoran yang biasa dilakukan anak muda jaman sekarang? Karena itu sudah terlalu mainstream, maka aku pun mencoba melakukannya di toilet kereta api yang sedang asyik bergoyang.

KAI - selfie try 1

Yak, kabur deh jadinya. Hahaha.

***

Overall, menurutku naek kereta ini recommended banget deh buat dicoba. Ada romantisme tersendiri yang kita dapat saat perjalanannya. Ya iyalah, secara naeknya sama pacar.

Eh tapi gak kok. Sendiri pun oke. Kan bisa mainan laptop. Kemarin malah sempet kepikir kayaknya seru juga kalo aku semacam menantang diri sendiri untuk nge-blog di kereta. Jadi sepanjang perjalanan itu paling gak menghasilkan satu postingan, tentang apapun, bisa cerbong, bisa postingan apalah. Inspirasinya bisa dari pemandangan sekitar, orang-orang di dalem kereta, bisa dari manapun. Keren, semacam seniman. Iya pengennya gitu. Tapi ketiduran akhirnya. Ya kapan-kapan lah kalo naek kereta lagi.

Sementara itu buat yang jomblo juga jangan khawatir. PT KAI menyediakan fitur spesial bagi kalian di kereta.

KAI - kursi jomblo

Eng ing eng… Itu namanya adalah Kursi Jomblo. Itu aku yang kasih nama sih. Bentuknya aja sendirian dan nyempil di belakang gitu. Pasti dedicated untuk kalian yang ingin menyendiri dan merenungi kehidupan asmara kalian.

Sambil menatap pemandangan di jendela yang bergerak cepat ke belakang, para jomblo akan diingatkan bahwa masa lalu biarlah berlalu, sekarang saatnya move on bersama PT KAI. Sahabat jomblo juga akan melihat bahwa di beberapa stasiun, kereta kita kadang akan berhenti sebentar, kadang berhenti agak lama, kadang tidak berhenti sama sekali malahan. Stasiun perhentian melambangkan orang-orang yang mewarnai kehidupan kita: mantan kita, temen curhat kita, gebetan kita, mulai-sekarang-panggil-aku-koko kita, dll. Mereka hanyalah stasiun perhentian sementara yang harus dilalui, supaya kita dapat mencapai stasiun akhir, yaitu jodoh kita. Ciye.

Yahud sekali bukan konsep Kursi Jomblo di kereta api ini? Emang oke banget dah pokoknya naek kereta api tututut itu. Kalian pun selamat mencoba ya! šŸ˜€

14 pemikiran pada “Naek Kereta Api Itu Tututut

  1. Buahahaaha….selfie an di toilet kereta……woiiiiii gussssss *ngakak*
    Buat yang cowo sih masih asik posisi BAK nya….nah kalo cewe? *husss, jngn dibayangin yak* šŸ™‚
    Ahhh keren itu colokan listriknya. Pasti orang yg design dari KAI itu gadget mania deh..sehingga dia tau kebutuhan terbesar manusia jaman ini!
    Happy holiday and Happy New year ya Gus and Gondrong…
    Pulangnya coba transportasi lain donk! *jangan bilang lumba2 yak! udah gw baca postingan karimun jawanya* šŸ˜€ šŸ˜€

    • Hahahahaha… Kan ngikutin tren mba Jo šŸ˜€
      Yoihh, tinggal tambahin wifi sekalian maka lengkaplah sudah kereta itu!
      Happy new year juga mba Jo n family šŸ™‚
      Have a wonderful time ahead yah!

  2. Liputan e kurang stasiun e yuw, ndisik elek saiki apik ono kpc + sitarbaks barang. Sm fitur cetak tiket otomatis.
    Trus toilet e hanya bs digunakan pas kereta berjalan soal e rak ono septic tank. Ngising directly to the railway. Sensasi yg lain kwi.

      • He e langsung ke jalan.
        Kan narator e (halah narator) pas kereta berjalan menghimbau buat menggunakan toilet hanya pada saat kereta berjalan.

        Skrg enak yuw naek kereta
        -Kursi jauh lebih enak daripada pesawat (kecuali kelas bisnis ke atas)
        -ga ada pajek bandara
        -ada power source bt ngecharge
        -ndak mungkin mendarat darurat di laut trus dimakan hiu
        -ndak mungkin mendarat darurat di gunung dan hilang sampai terpaksa jadi kanibal buat survive
        -ndak ada turbulence
        -lebih deket drpada ke bandara
        -waktu jg sama aja (naek pesawat sore, sampe rumah jg tidur; naek pesawat pagi, sampenya sama aja dengan kereta malem)
        -tipsnya, bawa jaket yg nyaman ama penutup mata bt tidur karena lampu kereta ga dimatiin.
        -stasiunnya sekarang enak buat kongkow. Dari kpc ampe bir ada.
        -[optional] bisa coba duel di atas gerbong kereta bt pengalaman

Tinggalkan Balasan ke masaruoctavianus Batalkan balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s