14 Februari 2013

(Iya. Maaf sudah basi emang. Tapi aku masih ingin pamer.)

.

Gak seperti Valentine taun lalu yang dirayakan secara long distance, Valentine 2013 ini aku bisa bersama kekasihku si Gondrong itu. Hore.

“Say Valentine besok mau ngapain? Hehe…” itu dia cengengesan, tanya, sekitar beberapa hari sebelum Valentine.

“Emang kamu berharap aku apain? Fufufu…”

“Husss!!”

“Fufuf…”

“Heh! Serius!”

Ndak lah. Ndak usah ngapa-ngapain. Makan aja abis pulang kerja kayak biasa. Lagian udah dewasa ini. Udah tumbuh jakun dan bulu. Udah gak jaman Valentine-an. Malu ah…” aku jawab gitu.

Tapi itu cuma di bibir saja. Mana mungkin kubiarkan calon ibu dari anak-anakku melewatkan Valentine dengan sia-sia. Aku sih sebenernya udah nyiapin sesuatu sejak sebelum adegan kami ngobrol ini. Yoihh, aku ini emang pria yang romantis dan penuh kejutan. Minat sis? Sayangnya aku udah ada pacar tuh. Wekk.

Lanjutkan membaca

Get Well Soon

Dear kekasih.

Kamu kan lagi sakit. Badan panas, mual-mual juga.

Jadilah kemarin sore kita ke dokter. Dokternya udah tua. Engkong-engkong gitu. Aku curiga ini tabib apa dokter. Tapi sudahlah, kamu sedang sakit, tidak baik aku becanda. Becanda jangan becanda kalo tiada perlunya.

Ah, itu cuma periksa sebentar, terus kakek guru tulis resep. Masyaallah tulisannya. Aku curiga itu huruf mandarin kuno. Sepertinya emang bener dia tabib. Oh, sori jangan becanda lagi. By the way, pikir-pikir kasian juga ya mahasiswa kedokteran kalo ujian gak bisa nyontek temennya. Susah baca tulisannya sih. Tuh, kan ngelantur lagi.

Tabib Dokter kasih obat ini itu. Trus kita bayar. Lumayan mahal. Untung kita kaya. Kalo kata orang, kesehatan itu mahal harganya. Bukan. Yang mahal itu nebus resepnya say. Tapi tetep aja kita tebus.

Oya, terus disuruh tes darah di lab juga besoknya. Oke dok. Nanti abis dapet hasil tesnya disuruh ke dokter lagi. Oke dok. Nanti mungkin dikasih obat lagi. Oke dok. Sampai jumpa. Xie xie.

Nah, sekarang makan dulu ya say, kataku kepadamu sepulangnya dari dokter. Tapi kamu males makan. Mual katanya. Tapi aku bujuk dengan kasih sayang. Akhirnya kamu makan sedikit. Good boy. Nah, sekarang ayo berguling. Guk. Guk.

Setelah makan kamu pun istirahat. Untuk esok paginya kita tes darah. Bukan kita ding. Kamu aja yang tes.

Lanjutkan membaca

Si Gondrong

Sepertinya sudah saatnya kalian mengetahui jati diri kekasihku.

Inilah dia yaa, dibantu yaa, prok, prok, prok…

Silakan dikagumi. Dan tolong abaikan mas-mas kaos kuning di sebelah sana. Itu bukan aku.

Kekasihku itu orangnya cukup pemalu (lagian siapa pula yang tidak malu kalo punya pacar kayak aku gini).

Kata orang-orang sih dia cantik.

Iya emang. Tapi masih cantikan adiknya kok 😆

Lanjutkan membaca

Pada Suatu Kangen

Senin itu cuaca Semarang begitu syahdunya. Matahari bersembunyi malu-malu dari balik awan. Sesekali gerimis turun bagaikan ludah dari langit (jijik amat perumpamaannya). Suasana pun lalu jadi sejuk. Cocok untuk mereka yang ingin melakukan pembuahan, baik secara resmi maupun tidak resmi. Ah.

Seharian suasananya seperti itu.

Jadi inget suasana kota itu.

Lanjutkan membaca

Ramalan Sepupu

Pada hari itu sepupuku Anggi akan merayakan acara lamaran (yak betul, ini adalah Anggi yang pernah muncul di “14 Februari 2012” dan yak betul, judul posting ini seharusnya “Lamaran Sepupu” tapi males ganti ah). Maka aku dan keluargaku pun memutuskan untuk melihatnya.

Acaranya diadakan di Temanggung, kota kelahiran Anggi. Temanggung ini juga kota tempat mami dibesarkan, jadi dulu aku sering ke sini juga pas liburan sekolah jaman SD. Dari Semarang jaraknya kira-kira 3 hari perjalanan jika ditempuh dengan onta. Tapi waktu itu kami naik mobil, jadi paling-paling 2 jam juga nyampe.

Kami harus berangkat agak pagi karena acaranya jam 9. Dari malam sebelumnya sang mami sudah mewanti-wanti agar kami kaum anak-anak jangan tidur kemaleman biar besoknya bisa bangun pagi. Tapi aku gelap mata dan nekat begadang. Jadinya aku bangun paling terakhir di antara semuanya. Bahkan adikku yang biasanya suka bangun menjelang tengah hari pun kini sudah mandi dan rapi saat aku bangun. Entah ilmu hitam apa yang dipakainya.

Lanjutkan membaca

14 Februari 2012

Valentine taon 2012 ini aku tidak bisa bersama kekasihku. Itu aku sudah pasrah. Dia di Jakarta bekerja, aku di Semarang bekerja juga. Valentine-nya hari Selasa. Misal aku cuti dan ke Jakarta juga pasti dia sibuk bekerja. Lalu kami sepakat untuk tidak bertemu pun tidak apa-apa, toh udah dewasa, udah gak jaman merayakan Valentine.

Tapi itu cuma di bibir saja. Mana mungkin kubiarkan calon ibu dari anak-anakku melewatkan Valentine dengan sia-sia.

Nah, rencananya aku mau ngasih roti coklat bikinan Harvest. Apa itu Harvest? Itu adalah semacam toko roti gitu, googling deh kalo gak percaya. Gerainya kayaknya cuma ada di Jakarta, gak tau kalo uda buka cabang di Madura juga.

Aku pun minta tolong kepada sepupuku di Jakarta untuk mesenin coklat itu di Harvest. Nama sang sepupu itu adalah Anggi. Anggi ini boleh dibilang gadis yang lumayan cakep juga untuk ukuran seorang sepupu. Coba gak sodaraan mungkin aku bisa naksir.

Lanjutkan membaca

Kekasih Pergi

Bagi yang membaca judul di atas dan mengharapkan kisah sedih keputuscintaan maka kalian telah salah kira. Ini adalah tentang kekasihku pergi jalan-jalan. Ke Taman Safari. Wekk.

Supaya kalian lebih paham, baiklah akan kujelaskan. Kekasihku ini berdomisili di Jakarta karena kerja, sebagaimana aku dulu. Tapi semenjak aku dipindahtugaskan ke Semarang, aku sekarang tidak di Jakarta lagi. Jadi dia di Jakarta, aku di Semarang. Jelas? Oke lanjut.

Nah, pada suatu Sabtu yang sebelum Minggu, dia pergi bersama kawan-kawannya ke Taman Safari. Ngapain aja dia di sana? Hanya dia dan Tuhan yang tahu. Dan juga kawan-kawannya. Dan juga hewan-hewannya.

Yang jelas malamnya, sepulang dari Taman Safari, dia kirim BBM (Blackberry Messenger). Di BBM (Blackberry Messenger) tersebut dia berkata, “Tadi aku liat simpanse”.

Oh dia ke sana demi liat simpanse. Pastinya dia lagi kangen aku!

Lanjutkan membaca