Pagi itu hari Sabtu, tepat setelah kejadian aku isi bensin dengan uang palsu (lebih jelasnya baca di Balada Kepalsuan), aku dan motorku melanjutkan perjalanan ke daerah Kaligawe Semarang.
Tanpa sengaja – sekali lagi tanpa sengaja – motorku masuk jalur cepat yang seharusnya khusus untuk mobil.
Ngeeenggg.
Dan ketika aku menyadari kesalahanku itu, semuanya sudah terlambat. Bagai nasi sudah menjadi bubur. Bagai sperma dan ovum telah menjadi bayi. Bagai Syahrini telah menjadi sesuatu…
Sesosok pak polisi gagah berani sudah berdiri di depanku, mencegat laju motorku. “Stop! Berhenti!!”